Judul :
Renungan tak berarti
Penerbit :
AXIS
Isi :
Dikta
putra ayah dan ibunya semakin hari semakin dewasa. Seiring berjalanya waktu
perilaku Dikta semakin berubah. Dikta bukan lagi anak penurut
yang menghormati orang tuanya . sikapnya berubah sejak dia berteman
dengan geng motor liar . awalnya dia hanya ikut ikutan nongkrong teman-temanya
. tetapi setelah itu ia memutuskan untuk ikut geng itu . dia ingin hidup lebih bebas seperti
teman-temanya .
Meski
sikap Dikta berubah , ibu dan ayahnya tetap sayang dan khawatir kalau Dikta
belum pulang . malam ini Dikta mengikuti balapan , dia ingin keluar tapi kalau
orang tuanya tahu mereka tidak mengijinkan . lalu Dikta memutuskan untuk pergi,
dengan pelan- pelan ia membuka pintu utamanya . tiba- tiba ayahnya memergoki dan
bertanya namun Dikta tak menjawab tetap melangkah keluar ayahnya kesal dengan
sikap Dikta lalu ayahnya berkata“lanjutkan
langkahmu, Tapi ayah dan ibumu tak
meridhoi setiap langkahmu, anakku!”
Dikta tak menghiraukan perkataan ayahnya. Melihat sikap pangeran
kecilnya yang semakin hari berubah. Ibu hanya bisa menangis dan berdoa agar
anaknya sadar.
Sesampainya
di arena balapan Dikta di sambut oleh gengnya . saat balapan berlangsung Dikta
berhasil mencapai urutan pertama,
tiba-tiba perkataan ayahnya terngiang-ngiang di kepalanya. Dia kehilangan
konsentarasi dan akhirnya menabrak pohon. Dikta terpental beberapa meter dan
motornya rusak parah dan Dikta di bawa ke rumah sakit oleh penduduk sekitar. Di
ruang inap Dikta terbaring lemah dan tak sadarkan diri , di sampingnya ibu
menangis dan mengelus tangan Dikta sedangkan ayahnya duduk di kursi terus
berdzikir memohon belas kasihan yang maha kuasa.
Akhirnya
Dikta sadar dari koma dan minta maaf kepada orang tuanya . ibu dan ayahnya
senang melihat anaknya sudah bangun dari koma . Saat tangan Dikta tak sengaja
meraba ujung lututnya dia terkejut saat mengetahui bahwa ke dua kakinya di
amputasi.
Nilai
agama : ibu dan ayah sabar dalam
menghadapi sikap Dikta dan moon belas kasihan
pada sang maha pencipta
Nilai moral :
Dikta menjadi anak pembangkang dan tidak menghormati orang tuanya
Nilai sosial :
penduduk sekitar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar