Sabtu, 13 Desember 2014

dwi sofyah



SENJA MENGHAMPAS CINTA
Matahari bersinar begitu cerah,Langit muncul warna aslinya,warna biru yang bisa membuat setiap orang melihat dengan terpakau dan takjub.Zahra berdiri tegak menatap langit didepan gerbang sebuah Universitas ternama.Jilbab jingganya berkibar,bibirnya tersenyum menatap langit yang merupakan satu-satunya hal yang bisa membuatnya lebih tegar.
Zahra duduk menekuk lutut di belakang pintu kamar.Dia baru pulang kuliah.Jilbab jingganya basah oleh air mata.Di luar sana terdengar suara Mama dan Papanya sedang bertengkar.Zahra masih menangis menekuk lututnya,dia mendengarnya.Hampir setiap hari hal itu terjadi dan alasan Papanya tetap sama bahwa Papanya jenuh membiayai pengobatan Zahra yang mahal.Kepala Zahra sakit ,dan semakin sakit,dia memutuskan untuk tidur dan berharap semuanya akan baik-baik saja.
Hari ini adalah hari pertama Zahra ikut kajian islam.Dia duduk manis disamping Aisyah.Zahra memanggut-manggut,dia tersenyum dan bersyukur bahwa dia dilahirkan menjadi seorang wanita yang memunyai kedudukan yang begitu mulia.Sedangkan disalah satu masjid,sepasang mata telah melihatnya dengan penuh rasa kagum.
Zahra tengah duduk manis ditaman belakang rumahnya sebelum tiba-tiba seseorang yang sangat dikenalnya ikut duduk disampingnya.
“Kak iIfand,kapan datang?”
Bukanya menjawab,kak Ifand malah mengusap-usapkepalanya dan mencium keningnya.”kebiasaan deh “celutuk Zahra.”biarin,kata Mama kamu sakit?”sahut Ifan.”Mama,?nggak tuh,nggak sakit.Lihat nih,nggak kan?”
Zahra bangkit dari tempat duduknya dan berputar-putar seperti anak kecil,menyakinkan kakaknya kalau dia baik-baik saja.Ifan tersenyum melihat tingkah lalku adiknya,dia memang jarang ketenmu Zahrakarena tuntunan kerjanya yang mengharuskannyapindah-pindah tempat,tidak selalu dirumah.Tapi Ifan tahu dan selalu tahu bahwa salah satu obsesi terbesar Zahra adalah melihat senja di tepi pantai.Dan satu hal yang tidak dia tahu adalah kenapa Zahra tidak mau setiap kali diajak kesana.
Dengan langkah kecil,pagi itu Zahraberangkat kekampus dengan gembira,jilbab birunya berkibar.Di tengah jalan dia bertemu seorang nenek tua tengah mengemis.Tanpa segan Zahra memberikan uang 20.000 untuk nenek tersebut.Nenek tersebut menangis sambil mengucapkan terima kasih dan mulutnya mengeluarkan banyak do’a kebaikan untuk Zahra.
Zahra hanya tersenyum dan menahan buliran air matanya untuk keluar.Dari kecil mamanya dan papanya mengajarkan untuk memberi.Papanya selalu bilang ”memberilah maka kau akan diberi berkali-kali lipat oleh Allah”. Dia bersyukur,karena masalah yang di alami jauh lebih ringan dibanding dengan sang nenek.Zahra tidak tahu bahwa di seberang jalan sana sepasang mata melihatnya dengan takjub dan tersenyum.Sepasang mata yang sama saat melihatnya di masjid.Sepasang mata teduh milik langit.
Malam ini hujan begitu deras dan cahaya kilat saling berlomba bersama suara petir.Zahra mendengar pertengkaran orang tuanya lagi dan dia lelah,dia lari keluar rumah dengan air mata berlinang.Semua salahnya,salah penyakitnya.Zahra memukuli kepalanya yang menjadi sumber penyakitnya.Tiba-tiba saja dia lemas,matanya menjadi berkunang-kunang dan semuanya menjadi gelap.
Zahra terbangun,dia mengerjab,segalanya putih,bau obat.Tangan kirinya terdapat selang infus.Rumah sakit.Ifan tidur disamping tempat tidurnya sambil menggenggam tangan kanannya.Mata Ifan sembab seperti habis menangis.
“Assalamualaikum...”Itu suara mama dan papa,mereka masuk kamar inap Zahradengan bergandengan.
“Waalaikum salam...”Zahra tersenyum,mama papanya baikan.
“maafin papa sama mama ya nak?”pinta papa.
Zahra tersenyum “Zahra sudah maafin mama sama papa kok,sebelum mama sama papa minta”.Mamanya menangis,memeluk Zahra dengan haru.
“makasih ya Zahra”bisik mamanya,Zahra mengangguk dan tersenyum.Dia bahagia....
Tiba-tiba”Assalamualaikum...”terdengar banyak suara mengucapkan salam serempak.Teman-teman Zahra datang.Aisyah dan lainya serta Langit!.Zahra tersenyum lagi.Dia bahagia sekali,ada begitu banyak kejutan hari ini.
“Aku kangen kamu Zahra”tiba-tiba Langit yang bicara,semua kaget.Aisyah tersenyum karena dia tahu ada apa.Langit berjalan mendekati ranjang Zahra.Aisyah memberi kode semuanya untuk keluar.Zahra ingin melarang tapi lidahnya kelu.Hanya ada mereka berdua disana.Dan Langit menatapnya dengan lembut.
“Zahra aku kangen kamu,kangen senyum kamu yang cerah,secerah langit,aku mau bilang,aku udah lama merhatiin kamu,aku cinta kamu Zahra,karena Allah”.Langit menggenggam erat tangan Zahra.
Zahra menangis,ia terlalu bahagia,Langit yang menggetarkan hatinya memilihnya.Dia mengagguk lalu tersenyum dengan lembut.
Langit terlihat begitu cerah hari ini,beberapa jam lagi matahari akan kembali keperaduannya.Zahra sudah keluar dari Rumah Sakit.Dia tengah duduk di kursi rodanya menunggu Langit datang menjemputnya.Dia tampil begitu cantik hari ini,jilbab jingganya terpasang rapi di kepalanya.Bibirnya diberi sedikit sentuhan lipsgloss agar terlihat tidak pucat.
Langit datang dengan mobilnya,dia tersenyum menyadari dihadapanya makhluk yang dia sayangi terlihat begitucantik,seperti bidadari.Mereka segera berangkat.Tak lama kemudian mereka telah sampai.Langit turun,lalu menggendong Zahra untuk turun.Dia mendorong kursi roda Zahra dengan hati-hati,perlahan –lahan suara debur ombak mulai terdengar.
Tempat dimana Zhra melihat suset.Selama ini dia tidak mau karena dia sedang menunggu saat yang tepat,yaitu bersama Langit.Di tepi pantai Langit berhenti.Dia pindah kedepan dan berlutut hingga matanya sejajar dengan mata Zahra.Langit menggenggan lembut tangan Zahra.
Zahra memejamkan matanya,dia mengingat setiap orang dalam hidupnya penuh duri.Setiap orang dalam hidupnya bergantian hadir dalam benaknya.Kak Ifan,mama ,papa,Aisyahdan Langit seperti langit diatasnya yang membuat dia tersenyum bahagia.Dan kali ini Zahra bahagia,sangat bahagia.Jika kali ini dia harus pergi maka dia akan sangat lega karena dia telah memiliki semuanya.Dan dia sudah begitu rindu akan Allah dan Rasul-nya.
Zahra membuka matanaya,lalu memejamkannya lagi,bibirnya melafazkan dua kalimat syahadat dengan pelan tapi pasti.Wajahnya memucat tapi bibirnya menyunggingkan senyum bahagia.Langit merasakan genggaman tangan Zahra mengendur dan dingin.Dia memejamkan matanya,menyebut asma Allah dengan khusyuk,dan bulir-bulir air mata mulai jatuh membasahi pipinya.Langit tahu, Allah lebih mencintai Zahra daripada dirinya.Dan Zahra,sedang menunggunya di surga.Matahari mulai tenggelam dan langit memancarkan warna jingganya yang indah,mereka menjadi saksi bahwa Allah begitu mencintai keduanya.

UNSUR INTRINSIK
Ø  Tema:Percintaan             
Ø  Tokoh atau Penokohan:
Ø  1.Langit:Kagum,Takjub,Sering memerhatikan Zahra,baik dan mencintai Zahra
Ø  2.Zahra:sering ,melihat senja,suka memaafkan,baik, dan bahagia
Ø  3.Aisyah:senang ngagetin Zahra,usil,baik,perhatian
Ø  4.Mama Zahra:keras kepala,sinis,sering bertengkar,baik
Ø  5.Papa Zahra:keras kepala,sinis,serring bertengkar,selingkuh
Ø  6.Kak Ifan:sayang sama Zahra,perhatian,dan khawatir terhadap Zahra
Ø  7.Nenek tua:mendoakan Zahra
Ø  Latar tempat: -di depan Gerbang,di Taman,di Ruang Kelas,di Ruang Tamu,di tepi Pantai,Kampus,Rumah Sakit,di Surga
Ø  Latar waktu:Pagi,Siang,Sore ,Malam,dan Minggu depan
Ø  Latar Suasana:menyedihkan,haru,dan bahagia
Ø  Sudut pandang:orang ketiga pelaku utama
Ø  Alur: Maju
Ø  Amanat:Jagalah orang yang kamu sayangi dan kamu cintai,karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar