SENJA MENGHAMPAS CINTA
Matahari bersinar
begitu cerah,Langit muncul warna aslinya,warna biru yang bisa membuat setiap
orang melihat dengan terpakau dan takjub.Zahra berdiri tegak menatap langit
didepan gerbang sebuah Universitas ternama.Jilbab jingganya berkibar,bibirnya
tersenyum menatap langit yang merupakan satu-satunya hal yang bisa membuatnya
lebih tegar.
Zahra duduk menekuk
lutut di belakang pintu kamar.Dia baru pulang kuliah.Jilbab jingganya basah
oleh air mata.Di luar sana terdengar suara Mama dan Papanya sedang
bertengkar.Zahra masih menangis menekuk lututnya,dia mendengarnya.Hampir setiap
hari hal itu terjadi dan alasan Papanya tetap sama bahwa Papanya jenuh
membiayai pengobatan Zahra yang mahal.Kepala Zahra sakit ,dan semakin sakit,dia
memutuskan untuk tidur dan berharap semuanya akan baik-baik saja.
Hari ini adalah
hari pertama Zahra ikut kajian islam.Dia duduk manis disamping Aisyah.Zahra
memanggut-manggut,dia tersenyum dan bersyukur bahwa dia dilahirkan menjadi
seorang wanita yang memunyai kedudukan yang begitu mulia.Sedangkan disalah satu
masjid,sepasang mata telah melihatnya dengan penuh rasa kagum.
Zahra tengah duduk
manis ditaman belakang rumahnya sebelum tiba-tiba seseorang yang sangat
dikenalnya ikut duduk disampingnya.
“Kak iIfand,kapan datang?”
Bukanya
menjawab,kak Ifand malah mengusap-usapkepalanya dan mencium
keningnya.”kebiasaan deh “celutuk Zahra.”biarin,kata Mama kamu sakit?”sahut
Ifan.”Mama,?nggak tuh,nggak sakit.Lihat nih,nggak kan?”
Zahra bangkit dari
tempat duduknya dan berputar-putar seperti anak kecil,menyakinkan kakaknya
kalau dia baik-baik saja.Ifan tersenyum melihat tingkah lalku adiknya,dia
memang jarang ketenmu Zahrakarena tuntunan kerjanya yang
mengharuskannyapindah-pindah tempat,tidak selalu dirumah.Tapi Ifan tahu dan selalu
tahu bahwa salah satu obsesi terbesar Zahra adalah melihat senja di tepi
pantai.Dan satu hal yang tidak dia tahu adalah kenapa Zahra tidak mau setiap
kali diajak kesana.
Dengan langkah
kecil,pagi itu Zahraberangkat kekampus dengan gembira,jilbab birunya
berkibar.Di tengah jalan dia bertemu seorang nenek tua tengah mengemis.Tanpa
segan Zahra memberikan uang 20.000 untuk nenek tersebut.Nenek tersebut menangis
sambil mengucapkan terima kasih dan mulutnya mengeluarkan banyak do’a kebaikan
untuk Zahra.
Zahra hanya
tersenyum dan menahan buliran air matanya untuk keluar.Dari kecil mamanya dan
papanya mengajarkan untuk memberi.Papanya selalu bilang ”memberilah maka kau
akan diberi berkali-kali lipat oleh Allah”. Dia bersyukur,karena masalah yang
di alami jauh lebih ringan dibanding dengan sang nenek.Zahra tidak tahu bahwa
di seberang jalan sana sepasang mata melihatnya dengan takjub dan
tersenyum.Sepasang mata yang sama saat melihatnya di masjid.Sepasang mata teduh
milik langit.
Malam ini hujan
begitu deras dan cahaya kilat saling berlomba bersama suara petir.Zahra
mendengar pertengkaran orang tuanya lagi dan dia lelah,dia lari keluar rumah
dengan air mata berlinang.Semua salahnya,salah penyakitnya.Zahra memukuli
kepalanya yang menjadi sumber penyakitnya.Tiba-tiba saja dia lemas,matanya
menjadi berkunang-kunang dan semuanya menjadi gelap.
Zahra terbangun,dia
mengerjab,segalanya putih,bau obat.Tangan kirinya terdapat selang infus.Rumah
sakit.Ifan tidur disamping tempat tidurnya sambil menggenggam tangan
kanannya.Mata Ifan sembab seperti habis menangis.
“Assalamualaikum...”Itu suara mama dan
papa,mereka masuk kamar inap Zahradengan bergandengan.
“Waalaikum salam...”Zahra tersenyum,mama
papanya baikan.
“maafin papa sama mama ya nak?”pinta papa.
Zahra tersenyum “Zahra sudah maafin mama sama
papa kok,sebelum mama sama papa minta”.Mamanya menangis,memeluk Zahra dengan
haru.
“makasih ya Zahra”bisik mamanya,Zahra
mengangguk dan tersenyum.Dia bahagia....
Tiba-tiba”Assalamualaikum...”terdengar
banyak suara mengucapkan salam serempak.Teman-teman Zahra datang.Aisyah dan
lainya serta Langit!.Zahra tersenyum lagi.Dia bahagia sekali,ada begitu banyak
kejutan hari ini.
“Aku kangen kamu Zahra”tiba-tiba Langit yang
bicara,semua kaget.Aisyah tersenyum karena dia tahu ada apa.Langit berjalan
mendekati ranjang Zahra.Aisyah memberi kode semuanya untuk keluar.Zahra ingin
melarang tapi lidahnya kelu.Hanya ada mereka berdua disana.Dan Langit
menatapnya dengan lembut.
“Zahra aku kangen kamu,kangen senyum kamu yang
cerah,secerah langit,aku mau bilang,aku udah lama merhatiin kamu,aku cinta kamu
Zahra,karena Allah”.Langit menggenggam erat tangan Zahra.
Zahra menangis,ia
terlalu bahagia,Langit yang menggetarkan hatinya memilihnya.Dia mengagguk lalu
tersenyum dengan lembut.
Langit terlihat
begitu cerah hari ini,beberapa jam lagi matahari akan kembali
keperaduannya.Zahra sudah keluar dari Rumah Sakit.Dia tengah duduk di kursi
rodanya menunggu Langit datang menjemputnya.Dia tampil begitu cantik hari
ini,jilbab jingganya terpasang rapi di kepalanya.Bibirnya diberi sedikit
sentuhan lipsgloss agar terlihat tidak pucat.
Langit datang
dengan mobilnya,dia tersenyum menyadari dihadapanya makhluk yang dia sayangi
terlihat begitucantik,seperti bidadari.Mereka segera berangkat.Tak lama
kemudian mereka telah sampai.Langit turun,lalu menggendong Zahra untuk
turun.Dia mendorong kursi roda Zahra dengan hati-hati,perlahan –lahan suara
debur ombak mulai terdengar.
Tempat dimana Zhra
melihat suset.Selama ini dia tidak mau karena dia sedang menunggu saat yang
tepat,yaitu bersama Langit.Di tepi pantai Langit berhenti.Dia pindah kedepan
dan berlutut hingga matanya sejajar dengan mata Zahra.Langit menggenggan lembut
tangan Zahra.
Zahra memejamkan
matanya,dia mengingat setiap orang dalam hidupnya penuh duri.Setiap orang dalam
hidupnya bergantian hadir dalam benaknya.Kak Ifan,mama ,papa,Aisyahdan Langit
seperti langit diatasnya yang membuat dia tersenyum bahagia.Dan kali ini Zahra
bahagia,sangat bahagia.Jika kali ini dia harus pergi maka dia akan sangat lega
karena dia telah memiliki semuanya.Dan dia sudah begitu rindu akan Allah dan
Rasul-nya.
Zahra membuka
matanaya,lalu memejamkannya lagi,bibirnya melafazkan dua kalimat syahadat
dengan pelan tapi pasti.Wajahnya memucat tapi bibirnya menyunggingkan senyum
bahagia.Langit merasakan genggaman tangan Zahra mengendur dan dingin.Dia
memejamkan matanya,menyebut asma Allah dengan khusyuk,dan bulir-bulir air mata
mulai jatuh membasahi pipinya.Langit tahu, Allah lebih mencintai Zahra daripada
dirinya.Dan Zahra,sedang menunggunya di surga.Matahari mulai tenggelam dan
langit memancarkan warna jingganya yang indah,mereka menjadi saksi bahwa Allah
begitu mencintai keduanya.
UNSUR INTRINSIK
Ø Tema:Percintaan
Ø Tokoh atau Penokohan:
Ø 1.Langit:Kagum,Takjub,Sering memerhatikan Zahra,baik dan mencintai
Zahra
Ø
2.Zahra:sering ,melihat senja,suka
memaafkan,baik, dan bahagia
Ø 3.Aisyah:senang ngagetin Zahra,usil,baik,perhatian
Ø 4.Mama Zahra:keras kepala,sinis,sering bertengkar,baik
Ø 5.Papa Zahra:keras kepala,sinis,serring bertengkar,selingkuh
Ø 6.Kak Ifan:sayang sama Zahra,perhatian,dan khawatir terhadap Zahra
Ø 7.Nenek tua:mendoakan Zahra
Ø Latar tempat: -di depan Gerbang,di Taman,di
Ruang Kelas,di Ruang Tamu,di tepi Pantai,Kampus,Rumah Sakit,di Surga
Ø Latar waktu:Pagi,Siang,Sore ,Malam,dan Minggu
depan
Ø Latar Suasana:menyedihkan,haru,dan bahagia
Ø Sudut pandang:orang ketiga pelaku utama
Ø Alur: Maju
Ø Amanat:Jagalah orang yang kamu sayangi dan
kamu cintai,karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar